Rabu, 29 Oktober 2014

Gratitude is a Choice

Sometimes gratitude is a glitch. It is easy to be grateful when the sun is shining, when our dreams are coming true, when the world seems to be unfolding at our feet. But the challenge of gratitude comes with a glitch. Are we grateful when we prick our finger on the thorn of a rose? When our perfect plan goes awry? When all doors seem to be closing on us? When we lose at love? How can we be grateful during sad times as well as happy one?

Life is not always easy. We all know that. How we choose the way we think, feel, and act in relation to life's challenge can often make the different between hope vs despair, optimism vs frustation, and victory vs defeat. Every moment we are alive we can make new choice that help us move and step toward for a better future. Sometimes we just cannot find our smile. 

Gratitude is an attitude, not a feeling that can be easily willed. Even if you are not satisfied with your life as it is today. If you go through grateful motions, the emotion of gratitude should be triggered. It is like improving your posture and as a result becoming more energetic and self confident. Here is simple plan to open the door to more happiness in your life.
  • Smiles: begin and end your day with a smile. Find something that will bring a smile to your face.
  • Gratitude visits: make an unexpected visit to someone who needs you and if you cannot go in person, send a little thought gift.
  • The words "thank you": often during the day we take little kindnesses for granted.
  • Thank you notes: find a place in your home to turn a table into a gratitude desk.

Are you thankful enough? Feeling gratitude will bring you health benefits as well as happiness. No matter how difficult the circumtances, resolve to keep the fun and enjoyment in your life. If you're still alive and breathing, your purpose in this life time is not yet fulfilled. The great adventure is in discovering what the purpose is, and to live it until your last breath.

Minggu, 09 Februari 2014

Enjoy Longevity in Good Health and Happiness

The idea of this write published by Kevin Richardson

Remember that the purpose of my life, I want rest of my life can helpful for each other. That's why I love to sharing everything for you. The quest of almost every individual today is not just to have a long life but to have a healthy and happy one as well. People plunge headlong into an ocean of trying this and testing that, of having as much as possible and of working extra time to get all three in life, longevity, happiness, and health. There are three easy yet essential steps involved in attaining in longer, healtier, and happier life.
  • Step One : Keep Your Life Simple 
A simple life is abandoning most unnecessary vanities. It means you will have to give up something in life that you realy do not need. A simple life is different from a meaningless life. The former implies simplicity, yet has a purpose. You must have a mission or goal in life to life it to the fullest. A simple life personifies the following: eliminate self importance, eliminate negative stress, coping up with stress, less desire, laugh more often, do not be a perfectionist, love everything, look and listen example meditation an relaxation. The basic principle is that, the more you trim down your life style, throwing away everything that doesn't help in building up good values and character, and getting rid of anything that promotes self importance, the simpler it becomes.  
  • Step Two : Eat Right
A balanced diet of meat, vegetables, fruits, and carbohydrates is the common answer. We found that good nutrition is something more than what meets the eye. We need to look for real food that retain enough micronutrients to sustain and empower the life energy. There are certain everyday foods can cause damage to your health when taken in excess. Here are some words of advice to enjoy good health and long life: avoid consuming to much salt, avoid drinking to much coffee and tea, reduce your food intake, cut down on sugar, watch your dairy products consumption, avoid taking cold drinks after eating fatty foods, do not smoke, make sure you work out a sweat. 
  • Step Three : Enjoy Exercise
Everybody knows that being healthy requires plenty of exercise. However, you must enjoy your exercise if you want it to help you live longer. Here are important considerations for a fun-filled but effective exercise: do the exercise you love, make sure you work out a sweat, exercise regulary, do a variety of exercise activities, don't be obsessed with muscles, shift your focus, don't strain your self too much, exercise in a quite place where fresh air freely circulates, keep a cheerful heart while exercising, drink a lot, pause a while for deep breathing.  



Today, many people like to talk about living a simple, health, and happy. They actually muse on the possibility but many of them back away when the actual living of such life is seriously considered. You can start living a long, healthy, and happy life using just three easy steps. It's all up to you. 

Rabu, 05 Februari 2014

Quality of Life

Dear blog, I'm back to writing.

Tema hari ini adalah quality of life atau kualitas hidup. Mungkin teman-teman sering mendengar seminar atau diskusi mengenai hidup yang berkualitas. Nah, apa sih yang dimaksud dengan kualitas hidup? Seringkali kita mendengar kata-kata tersebut namun tidak memahami sepenuhnya. Penjelasan di bawah ini merupakan deskripsi mengenai kualitas hidup.  

Quality of Life atau kualitas hidup merupakan fungsi dari kepentingan relatif area tertentu dan sejauh mana seseorang memiliki kepuasan terhadap hal tersebut. Menurut WHO (World Health Organization, 1998) kualitas hidup dapat diukur dari beberapa aspek, yaitu (a) kesehatan fisik, (b) kesejahteraan psikologis, (c) hubungan sosial, dan (d) hubungan dengan lingkungan. 

Aspek kesehatan fisik berhubungan dengan fisik seseorang, seperti rasa nyeri dan ketidaknyamanan. Maksudnya, sejauh mana sensasi fisik yang tidak menyenangkan dapat mengganggu kehidupan seseorang. Selain itu, masalah tidur dan istirahat. Orang yang kurang tidur atau memiliki gangguan tidur biasanya berpengaruh terhadap kualitas hidupnya. Begitu juga dengan tingkat kelelahan. Kelelahan dapat menjadi penyebab seseorang mengalami depresi. Hal lainnya berhubungan dengan kemampuan seseorang bergerak dari satu tempat ke tempat lain tanpa bantuan orang lain atau alat apapun. Seseorang yang bergantung pada orang lain atau pada alat bantu gerak apapun untuk melakukan aktivitas sehari-hari cenderung memiliki kualitas hidup yang rendah. Begitu pula seseorang yang memiliki ketergantungan terhadap obat-obatan, seperti akupuntur dan obat herbal.

Aspek kesejahteraan psikologis terdiri dari perasaan positif seperti kepuasan, kedamaian, keseimbangan, kebahagiaan, harapan, sukacita, dan kenikmatan dari hal-hal baik dalam hidup. Seseorang yang memiliki pandangan serta perasaan positif tentang masa depannya cenderung memiliki kualitas hidup yang tinggi. Sebaliknya, seseorang yang memiliki perasaan negatif seperti patah semangat, kecemasan, kesedihan, rasa bersalah, dan kurangnya kesenangan dalam hidup, kualitas hidupnya cenderung rendah. Aspek lainnya yaitu pandangan seseorang tentang cara berpikir, belajar, kemampuan mengingat, berkonsentrasi, dan membuat keputusan memengaruhi kualitas hidup. Tidak kalah pentingnya dengan self esteem atau penilaian seseorang mengenai dirinya, termasuk perasaan positif dan negatif tentang diri mereka. Lalu, pandangan seseorang mengenai citra tubuh dan penampilannya. Orang yang puas dengan citra tubuhnya cenderung memiliki kualitas hidup yang tinggi. Aspek kesejahteraan psikologis yang terakhir yaitu spiritualitas. Agama, keyakinan pribadi, dan spiritualitas merupakan sumber kenyamanan, kesejahteraan, keamanan, dan kekuatan. 

Aspek hubungan sosial berkaitan dengan hubungan pribadi, yaitu sejauh mana seseorang merasa persahabatan, cinta, dan dukungan yang mereka inginkan dari hubungan pribadi dalam hidup mereka. Aspek ini meliputi komitmen, pengalaman merawat, dan menyediakan waktu untuk orang lain, kesempatan untuk mencintai dan dicintai, menjadi intim dengan orang lain secara emosional dan fisik. Selain itu, dukungan sosial juga memengaruhi penilaian kualitas hidup. Fokus aspek ini adalah bagaimana individu merasa bahwa ia memiliki dukungan dari keluarga dan teman-teman, khususnya pada saat ia mengalami kondisi krisis. Aspek lainnya, aktivitas seksual menyangkut keinginan seseorang untuk mengekspresikan dan menikmati hasrat seksualnya dengan tepat. Kesempatan untuk pemenuhan seks berpengaruh terhadap kualitas hidup seseorang.

Aspek hubungan dengan lingkungan, diantaranya kebebasan, keselamatan fisik, dan keamanan. Ancaman bagi keselamatan fisik berdampak pada rendahnya penilaian kualitas hidup. Begitu juga dengan kualitas lingkungan di sekitar tempat tinggal seperti kebersihan, fasilitas yang tersedia, sarana transportasi, dan kesempatan untuk privasi. Lingkungan fisik seperti polusi, suara, lalu lintas, dan iklim akan memengaruhi kualitas hidup. Aspek selanjutnya yaitu sumber keuangan, pandangan seseorang tentang bagaimana sumber daya finansial dapat memenuhi kebutuhan gaya hidup sehat dan nyaman. Selain itu, peluang untuk memperoleh informasi dan pengetahuan baru, kesempatan untuk berekreasi dan bersantai serta mendapatkan kesempatan untuk hiburan atau relaksasi akan memengaruhi penilaian kualitas hidup seseorang. Orang yang menikmati hidupnya cenderung memiliki kualitas hidup yang tinggi.

Begitulah deskripsi singkat mengenai kualitas hidup. Kualitas hidup erat kaitannya dengan kebahagiaan. Seseorang yang menilai kualitas hidupnya tinggi cenderung merasa lebih bahagia (Power, 2003). Bagaimana dengan kualitas hidup Anda? 

Minggu, 26 Januari 2014

The Art of Letting Go

"If you love someone, set them free. If they come back, they're yours; if they don't, they never were."

Anda pernah membaca kutipan itu? Sekilas terdengar miris ya. Setiap orang pasti pernah merasakan jatuh cinta. Namun apakah perjalanan cintanya mulus seperti jalan tol? Ya...tentu berbeda-beda.

Sebut saja A, wanita muda yang menjalin hubungan dengan seorang kakak kelasnya sewaktu SMP dulu. Cantik, baik, dan ramah. Tiada hari tanpa lelucon. Saya mengenalnya hampir setengah tahun yang lalu. Tidak seperti biasanya, akhir-akhir ini ia menjadi murung dan tak banyak bicara. Something wrong with her. A sangat kecewa karena dirinya hanya menjadi pelarian kekasihnya, sekarang sudah menjadi mantan (ex). A dan ex menjalin hubungan yang hanya berlangsung beberapa bulan. Lalu, ex kembali dengan kekasih pertamanya. 

Kemudian B, pria pekerja keras dengan kehidupan yang serba pas-pasan diusianya yang sudah cukup berumur lalu mengencani gadis lugu dan polos. Hubungan mereka berlangsung dua tahun, terjalin harmonis, dan jarang terjadi konflik. B berencana menikahi gadis itu mengingat usianya yang tak lagi muda. Namun, semua harus berakhir karena orang tua gadis tersebut tidak merestui hubungan mereka dan menjodohkan anaknya dengan pria lain.

Dalam hidup, kita tidak bisa memilih segala sesuatu harus terjadi sesuai dengan keinginan. Keinginan dan kenyataan adalah dua hal yang berbeda. Keinginan dapat diusahakan (meskipun dengan pengorbanan) tetapi kenyataan sudah digariskan. Dari kedua contoh, banyak hal positif yang dapat dikembangkan walaupun mereka yang mengalami peristiwa itu harus merasakan sakit dan rapuh terlebih dahulu.

Kasus pertama: A hanya sebagai pelarian. Sakit hati sudah pasti. Siapa sih yang mau hanya dijadikan pelarian alias tempat singgah sementara. Tidak seorang wanita pun ingin dipermainkan oleh pria. Begitu juga sebaliknya. Pada dasarnya pria pun tidak bermaksud menyakiti hati wanita. Hanya saja, situasi dan kondisi yang mengharuskan mereka melakukannya (terpaksa). Pada saat seorang pria putus dengan kekasihnya kemudian di saat yang sama ada wanita lain yang memberikan perhatian lebih maka ia akan merasa nyaman. Hal ini dapat mendukung terbentuknya hubungan yang baru dengan orang ketiga. Namun harus diingat, menjalin hubungan baru pasca putus dengan mantan bukanlah keputusan yang tepat. Efeknya ya seperti kisah A; hanya pelarian saja karena ternyata kekasihnya belum benar-benar melupakan cinta pertamanya.

Kasus kedua: B dapat dikatakan orang yang tergolong bernasib kurang baik. Sudah jatuh tertimpa tangga peribahasanya (waduh... ). Ketika usianya sudah tidak lagi muda, ia juga harus kehilangan kekasihnya dengan alasan tidak mendapat restu orang tua dari kekasih. Kalau diteliti lebih lanjut, apa yang menyebabkan orang tua wanita tidak merestui mereka? Ya, jelas saja dengan kondisi kehidupan B yang pas-pasan tentu orang tua kekasihnya meragukan apakah mereka mampu bertahan memenuhi kebutuhan hidupnya setelah menikah nanti. B memang pekerja keras tetapi mengapa ia tidak berusaha sejak usia muda? Mungkin begitu pemikiran orang tua kekasihnya. 

Adakah di antara Anda atau sahabat dekat yang mengalami peristiwa yang sama? Ladies and Gentleman tidak perlu kecewa dan berkecil hati. Patah hati merupakan hal yang wajar dialami oleh setiap manusia. Orang datang dan pergi silih berganti dalam kehidupan kita. Jangan menyesali apapun yang terjadi. Mereka yang pernah singgah di hati tentu menyimpan kenangan kebahagiaan walaupun akhirnya harus berpisah. "Terkadang kita dijatuhkan dengan keras agar dapat terbang lebih tinggi." 

Hal yang harus dilakukan jika Anda pernah mengalami patah hati dengan rantaian peristiwa seperti apapun yaitu introspeksi diri. Coba telusuri kembali lebih dalam apa penyebabnya, kemudian bagaimana menyelesaikan hal tersebut. Nah berikut ini beberapa tips yang dapat dicoba :
  • Setelah patah hati biasanya seseorang larut dalam kesedihan dan ingin meluapkannya. Bersedih boleh saja, silahkan menangis agar beban Anda hilang. Namun, kesedihan tidak menyelesaikan masalah. Bangkitlah dan mulai tersenyum. Smile, even if it's fake. Laugh, even if you hurt. Syukuri apa yang Anda miliki, masih banyak orang yang menyayangi dan mencintai Anda.  
  • Mencoba untuk menceritakan masalah Anda kepada orang yang dipercaya dan dianggap mampu memberikan solusi, sah-sah saja jika itu membuat Anda lebih baik.
  • Mendekatkan diri pada Tuhan adalah cara yang cukup ampuh bagi sebagian orang. Anda dapat merasakan ketenangan dan kedamaian yang tidak didapatkan dari teman curhat sekalipun.
  • Lakukan hobi atau kegiatan yang Anda sukai. Pergilah ke suatu tempat yang menyenangkan untuk merefresh otak Anda. 
  • Merubah penampilan juga dapat dilakukan, lalu banyak bergaul dan membuka diri dengan lingkungan sosial. Hal ini akan membuat Anda menjalin relasi dengan orang baru. Tentu tidak menutup kemungkinan akan bertemu dengan orang yang tepat untuk Anda. 
  • Percantik pula hati Anda dan kembangkan karakter kepribadian yang positif. Hukum alam berlaku loh.. Hal-hal positif akan mendekat kepada hal positif lainnya. Begitu sebaliknya, hal-hal negatif akan mendekati hal negatif lain. Pilihan ada pada Anda. 
  • Perbaiki pula kekurangan yang ada dalam diri Anda. Memang tidak ada manusia yang sempurna tetapi berusahalah untuk lebih baik dari hari kemarin. Berjuang lebih keras agar menjadi seseorang yang layak bagi orang lain.   
  • Lupakan kenangan pahit dan menyedihkan. Ikhlaskan kepergian orang tersebut. Mulailah dengan kehidupan yang baru. Tidak perlu khawatir akan hari esok. 
Pada praktiknya, melupakan seseorang yang berkesan dan masa lalu tidaklah semudah menulis blog. Upss... Tetapi Anda bisa mencobanya. Life must goes on. God knows who belongs in your life and who doesn't. Trust and let go. Whoever is meant to be there, will still be there. You deserve for a good one. 
Take care! God bless you :)

Kamis, 16 Januari 2014

Parenting Style

Suatu hari saya berjalan santai di mall dan duduk di taman. Tidak lama kemudian di sebelah saya duduk seorang anak yang berusia sekitar enam atau tujuh tahun, bersama ibunya.  Anak itu terlihat menangis karena tidak dibelikan mainan oleh Ibunya. Lalu Ibu muda berkata “Mami gak suka kalau kamu begini. Mainan kamu sudah banyak di rumah. Kalau masih nangis mami tinggalin kamu aja di sini.” Anaknya tetap menangis dan merengek minta dibelikan mainan tersebut. Beberapa menit kemudian, seorang pria menghampiri mereka. Ternyata ia adalah ayah dari anak tersebut. Pria yang berwibawa dan tenang itu mencoba mendekati anaknya dan berbicara dengan jarak yang sangat dekat sambil menatap erat matanya. “Apa yang membuat kamu ngambek seperti ini, nak?” Anak itu perlahan berhenti menangis, kemudian ayahnya mengusap air mata yang membasahi pipinya. Dengan suara tersendat anaknya menjawab ingin membeli mainan baru tapi tidak diizinkan oleh ibunya. Ayahnya hanya menganggukan kepala lalu memeluknya. “Coba kamu lihat ke sana, nak.” Tepat ditunjuknya badut yang lucu. “Kamu tau gak kalau di dalam badut itu sebenarnya manusia?” Anaknya hanya terdiam. “Mereka sama seperti kita, hanya saja mereka terpaksa bekerja sebagai badut. Mungkin jika ada pekerjaan lain, ia tidak akan menjadi badut. Ia bekerja untuk mencari uang, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mungkin juga untuk biaya makan anaknya. Nah, coba kamu bayangkan jika papi atau mami harus bekerja seperti itu hanya untuk mencukupi makan sehari-hari. Apa kamu masih mau membeli banyak mainan? Mainan kamu sudah cukup banyak di rumah” Cukup lama anaknya terdiam dan memandangi badut di seberangnya. Kemudian ia tersenyum kepada ayahnya. “Ayo pi, kita ke sana aja” Akhirnya ia berjalan mendekati badut itu dan bersalaman. Sepertinya ia melupakan untuk membeli mainan baru.

Peristiwa tersebut seringkali terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai orangtua, baik ayah atau ibu memiliki peran yang sangat penting dalam mengasuh anak, membentuk perilaku dan menjadi teladan bagi mereka. Ada beberapa tips yang dapat dilakukan, di antaranya observational learning, yaitu pembelajaran dengan mengamati perilaku orang lain. Pada peristiwa di atas, observational learning dilakukan dengan mengamati perilaku badut dan memberikan penjelasan  kepada anak mengapa ia tidak boleh membeli mainan terus menerus sementara ia sudah memiliki banyak mainan. Orang tua dapat pula menggunakan obyek lain seperti anak-anak jalanan sehingga anak melihat contoh nyata dan mensyukuri apa yang dimilikinya. 

Bandura (dikutip dalam Feist & Feist, 2008) mengatakan bahwa manusia mempelajari respons baik yang diikuti dengan reinforcement (penguatan) dan yang mendapat punishment (hukuman). Ketika ibu mengatakan bahwa ia akan meninggalkan anaknya jika tidak berhenti menangis maka dapat dikatakan sebagai punishment. Hal ini bertujuan agar anaknya berhenti menangis dan tidak mengulangi perbuatannya lagi dengan merengek minta dibelikan mainan. Selain punishment, orang tua juga dapat memberikan reinforcement kepada anaknya seperti pujian ketika ia berhenti menangis.

Proses pembelajaran yang lain adalah modeling. Proses ini dilakukan dengan meniru perilaku orang lain. Meniru perilaku melibatkan proses-proses kognitif yang akan diingat pada waktu yang akan datang. Anak-anak mengamati model, mengulangi apa yang didengar dan dilihat. Ketika ayah memberikan contoh nyata yaitu perilaku badut dan berhasil membuat anaknya mengerti untuk tidak membeli banyak mainan, sebaiknya dilanjutkan dengan mencontohkan perilaku yang patut ditiru oleh anaknya. Jangan sampai orang tua melarang anak untuk tidak membeli barang-barang yang kurang berguna, sementara mereka pun melakukannya, bersikap hedonisme misalnya dengan membeli peralatan rumah tangga yang kurang bermanfaat.

Selain itu, ada beberapa teori mengenai pola pengasuhan. Diana Baumrind (dalam Papalia, Olds, & Feldman, 2009) mengemukakan tiga tipe pengasuhan yaitu (a) otoritarian; orang tua yang berusaha membuat anak mematuhi semua standar perilaku dan menghukum mereka jika melanggarnya, (b) permisif; orang tua yang hanya sedikit mengontrol dan membiarkan anak memonitor aktifitas mereka sendiri serta jarang menghukum, dan (c) otoritatif; orang tua yang menghargai individualitas anak tetapi menekankan batasan-batasan sosial, mereka menyayangi namun tegas dalam menetapkan standar dan berkenan menerapkan hukuman jika diperlukan.

Setiap pilihan dalam pola asuh menghasilkan konsekuensi tertentu. Sebagai orang tua, tentunya Anda menginginkan yang terbaik bagi masa depan anak-anak. Oleh karena itu, berusaha menjadi orang tua yang bijak memang tidak mudah tetapi dapat diupayakan. Anak-anak akan meniru perilaku orang tuanya. Anda dapat membentuk seperti apa karakter anak di masa depan. Berikut ini kutipan dari Dorothy Law mengenai pola pengasuhan terhadap anak.

"Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki.
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi.
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri.
Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, ia belajar menyesali diri.
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri.
Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri.
Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai.
Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan, ia belajar berlaku adil.
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan.
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi dirinya.
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan."
ika anda ingin anak anda tetap menjajagi kaki mereka di tanah, berikan tanggu jawab di pundak mereka. - Aigail Van Buren
- See more at: http://jusmanonline.blogspot.com/2012/04/kata-kata-mutiara-bijak-tentang-anak.html#sthash.k82FjvO1.dpuf
ika anda ingin anak anda tetap menjajagi kaki mereka di tanah, berikan tanggu jawab di pundak mereka. - Aigail Van Buren
- See more at: http://jusmanonline.blogspot.com/2012/04/kata-kata-mutiara-bijak-tentang-anak.html#sthash.k82FjvO1.dpuf

Jika Anda ingin anak Anda tetap menjajagi kaki mereka di tanah, berikan tanggung jawab di pundak mereka - Aigail van Buren 

Semoga artikel ini bermanfaat.

Selasa, 07 Januari 2014

All about Love

Hai.. Setelah sekian lama akhirnya saya kembali menulis blog. Entah apa yang membuat saya ingin sekali berbagi tulisan mengenai cinta. Hari ini saya mendapat sharing yang luar biasa dari teman-teman di kantor. Mungkin kalian pernah membaca buku dengan judul Tuhan Masih Menulis Surat Cinta karya Grace dan Steven. Jujur, saya belum pernah membacanya dan akan segera membacanya. Saya cukup terkejut dan terharu ketika seorang teman di kantor menceritakan kisah cinta mereka (Grace & Steven). Kisah cinta yang mengharukan dan mungkin menjadi dambaan bagi setiap pasangan. Namun, satu hal yang harus diingat adalah setiap orang pasti memiliki kisah cintanya masing-masing.

Cinta selalu menjadi topik favorit, tidak hanya di kalangan remaja bahkan semua orang menyukai pembicaraan mengenai cinta. Cinta bersifat universal. Apakah cinta itu? Beberapa orang mengatakan cinta adalah perasaan. Sebagian yang lain mengatakan cinta adalah keputusan. Seperti yang diungkapkan oleh Grace, mencintai seseorang merupakan sebuah keputusan. Keputusan untuk tetap bertahan dalam kondisi apapun. Sekalipun terjadi perubahan pada orang yang kita cintai. 

Nah, saya akan membahas teori cinta menurut Berscheid dan Walster (1978). Ia mengatakan bahwa cinta dapat dikategorikan menjadi passionate love dan companionate love. Passionate love yaitu jenis cinta yang penuh emosi seperti perasaan lembut dan hasrat seksual, kegembiraan dan kesedihan, kecemasan dan ketenangan, altruisme dan kecemburuan yang saling bercampur aduk dalam satu perasaan. Jenis cinta ini kadang terjadi di awal hubungan romantis. Hatfield dan Sprecher (1986) juga menyatakan dalam studinya bahwa kecemasan dapat menimbulkan passionate love. Getaran fisiolgis, keinginan seksual, rasa takut pada penolakan dapat memengaruhi emosi yang dirasakan dalam passionate love. Cinta jenis ini datang tiba-tiba dan hilang dengan cepat. 

Lalu, bagaimana dengan companionate love? Companionate love yaitu cinta yang penuh kasih sayang dan menekankan rasa saling percaya dan perhatian. Tipe cinta yang lebih praktis, menekankan rasa percaya dan toleran terhadap kekurangan pasangan. Companionate love berkembang pada saat dua orang menjalin hubungan yang memuaskan. Peneliti meyakini bahwa cinta jenis ini memberikan basis yang lebih kokoh untuk hubungan jangka panjang. Jenis cinta manakah yang Anda kembangkan? 

Selain dua jenis cinta ini, peneliti lain Robert Sternberg (1986) menyatakan bahwa cinta memiliki tiga komponen yaitu intimasi, hasrat, dan komitmen. Intimasi mencakup perasaan dekat, terkait, dan terikat dalam hubungan, rasa kagum dan ingin memberi perhatian kepada orang yang dicintai. Keterbukaan diri dan komunikasi merupakan hal yang penting. Sedangkan hasrat mencakup dorongan kuat yang menimbulkan emosi dalam hubungan cinta. Daya tarik fisik dan seksual menjadi hal yang penting. Selain itu, komponen lain yaitu komitmen. Komitmen adalah keputusan untuk mencintai orang lain dan dalam jangka panjang, menjaga cinta itu.

Cinta yang sempurna mengombinasikan semua elemen intimasi, hasrat, dan komitmen. Cinta jenis ini dapat ditemukan pada hubungan orang dewasa atau hubungan antara orang tua dan anak. Begitu juga dengan kisah cinta Grace dan Steven yang tertuang dalam karyanya, Tuhan Masih Menulis Surat Cinta. Semoga Anda pun menemukan cinta sejati :)